[civiliana] - Daerah perkotaan merupakan daerah yang berpenduduk padat. Lahan yang tertutupi bangunan lebih banyak dibandingkan dengan lahan terbuka. Di samping itu, kebutuhan air tanah untuk keperluan rumah tangga cukup tinggi. Sejalan dengan berkembangnya pemukiman penduduk, peresapan air hujan semakin lama semakin sedikit. Sementara itu, air yang ditarik ke atas permukaan melalui sumur-sumur atau pompa semakin banyak. Wajar saja bila di kota-kota besar seperti Jakarta cenderung terjadi penurunan muka air tanah sehingga air sulit didapat.
[civiliana] - Daerah perkotaan merupakan daerah yang berpenduduk padat. Lahan yang tertutupi bangunan lebih banyak dibandingkan dengan lahan terbuka. Di samping itu, kebutuhan air tanah untuk keperluan rumah tangga cukup tinggi. Sejalan dengan berkembangnya pemukiman penduduk, peresapan air hujan semakin lama semakin sedikit. Sementara itu, air yang ditarik ke atas permukaan melalui sumur-sumur atau pompa semakin banyak. Wajar saja bila di kota-kota besar seperti Jakarta cenderung terjadi penurunan muka air tanah sehingga air sulit didapat.
Sumur Resapan Perkotaan Individual
Sumur resapan individual adalah sumur resapan yang dibuat secara pribadi untuk masing-masing rumah. Biaya pembuatan dan pemeliharaan diserahkan kepada pemiliknya.
Tabel 1 :
JARAK MINIMAL SUMUR RESAPAN DENGAN BANGUNAN LAINNYA.
Kondisi yang Ada | Jarak Minimal dengan Sumur Resapan (m) |
---|---|
Bangunan | 3,0 |
Batas pemilikan | 1,5 |
Sumur air minum | 10,5 |
Aliran air (sungai) | 30,0 |
Pipa air minum | 3,0 |
Jalan | 1,5 |
Pohon besar | 3,0 |
Sumber : Diolah dari Cotteral dan Norris dalam Kalbermatten et. aL, 1969
Letak sumur resapan harus memperhatikan keadaan lingkungan setempat. Dengan demikian, sumur resapan akan berfungsi dengan baik tanpa menimbulkan dampak baru bagi kepentingan lainnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah jarak dengan bangunan lain seperti septic tank, sumur air minum, jalan, rumah, dan jalan umum. Jarak minimal sumur resapan dengan bangunan lain disajikan pada Tabel 1. Sementara itu, salah satu contoh tata letak sumur resapan individual di perkotaan dapat dilihat pada Gambar 1.
Volume sumur resapan harus memperhatikan curah hujan, luas lahan rumah, dan kondisi tanah. Pada lahan yang tertutupi banyak bangunan, volume sumur resapan dibuat lebih besar dibandingkan lahan yang terbuka luas. Jenis tanah yang berbeda juga akan mempengaruhi daya resap air sehingga perlu diperhitungkan dalam perencanaan sumur resapan. Pada tanah berpasir, air akan lebih cepat meresap dibandingkan dengan pada tanah liat. Pada tanah liat, waktu tinggal air di dalam sumur resapan lebih lama sehingga volumenya harus lebih besar dibandingkan dengan tanah berpasir. Volume yang umum untuk perumahan yang memiliki luas lahan sekitar 100 m2 dapat membuat sumur resapan yang ukurannya 1 m x 1m x 2 m. Untuk lahan dengan permukaan air dalam, tinggi sumur resapan 2 m, lebar 1 m, dan panjang 1 m. Untuk tanah yang memiliki muka air dangkal, tingginya 1 m, lebar 1 m, dan panjangnya 2 m. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 2.
Pilihan jenis bahan sumur resapan individual yang dapat digunakan untuk daerah perkotaan amatlah banyak. Dinding dapat dibuat dari tembok, hong, atau fiberglass. Saluran air dapat dibuat dari pipa PVC atau pipa besi 6 inci. Bahan peresapan dapat menggunakan tumpukan kerikil (setebal 2-20 mm) atau dari ijuk. Selain itu, lubang resapan biopori (LRB) juga bisa menjadi alternatif sumur resapan individual untuk daerah perkotaan.
- Sumur Resapan dari Tembok
- Bahan-bahan
- Cara pembuatan sumur resapan
1). | Bata merah | : | 320 buah (batu 2 kubik, atau batako besar 70 buah) |
2). | Pasir beton | : | 2 kubik |
3). | Semen | : | 5 sak |
4). | Kerikil | : | 1/2 kubik atau ijuk 2 karung besar |
5). | Paralon 6 inci | : | 2 buah |
6). | Besi beton | : | 15 m |
7). | Kaso | : | 2 batang |
- Sumur Resapan dari Hong
- Bahan-bahan yang diperlukan
- Cara pembuatan
Dinding sumur resapan secara individual dapat dibuat dengan menggunakan 2 buah hong (saluran air besar) yang berdiameter 1 m. Bahan lain yang digunakan adalah sebagai berikut.
1). | Semen | : | 2 sak |
2). | Pasir | : | 1/2 kubik |
3). | Paralon 6 inci | : | 2 buah |
4). | Besi rangka beton | : | 15 m |
5). | Kawat beton | : | secukupnya |
- Sumur Resapan dari Fiberglass
Bahan lain yang dapat dibuat sebagai bahan untuk membuat sumur resapan adalah tangki fiberglass. Volume tangki fiberglass yang dapat dipakai sebagai sumur resapan adalah 2.000 I. Cara pembuatan sumur resapan dengan tangki ini lebih praktis dan tidak perlu lagi membuat tutup karena tangki yang beredar di pasaran sudah ada tutupnya.
- Lubang Resapan Biopori
Teknik pembuatannya yang sederhana, membuat Lubang Resapan Biopori (LRB) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sumur resapan yang dibuat secara individual. Walaupun diameternya cukup kecil bila dibandingkan dengan jenis sumur resapan lainnya, tetapi lokasi lubang tidak boleh dibuat di sembarang tempat. Selain harus indah dilihat, LRB pun harus ditempatkan di lokasi yang dilalui air serta tidak membahayakan bagi manusia dan hewan peliharaan. Beberapa lokasi yang dapat dipilih yaitu di sekeliling pohon, dan tepi taman.
Pada umumnya, bahan yang perlu disiapkan untuk membuat lubang resapan biopori hanya berupa sampah organik (daun/ranting kering) dan air saja. Sementara itu, beberapa peralatan yang digunakan untuk membuat lubang resapan biopori yaitu bor tanah (bor biopori), pisau/sendok semen, ember, gayung.
Adapun cara pembuatan lubang resapan biopori adalah sebagai berikut.
- Siapkan seluruh bahan dan peralatan yang diperlukan serta tentukan lokasi pembuatan LRB. Kemudian sebelum memulai pemboran, siram tanah terlebih dahulu dengan air agar menjadi lunak.
- Selanjutnya mulailah membuat lubang dengan menggunakan bor.
- Setelah bor masuk sedalam 20 cm atau setelah mata bor terlihat penuh dengan tanah, tarik bor keluar dan bersihkan dengan menggunakan pisau, sepotong kayu/bambu atau sendok semen. Begitu seterusnya sampai kedalaman yang diinginkan, yaitu 100 cm.
- Setelah lubang resapan biopori siap, masukkan sampah organik ke dalam lubang sampai penuh. Pengisian sampah jangan terlalu padat agar tidak mengurangi jumlah oksigen di dalam tanah.
Lubang resapan biopori dapat diperkuat dengan memberikan adukan semen pada bagian mulut lubang. Kemudian untuk memperindah LRB, dapat juga ditambahkan hiasan pada permukaan adukan semen, bisa berupa batu hias, batu alam, atau pecahan keramik. Sementara itu, LRB dapat ditutup dengan besi beton atau alat penutup lainnya agar tidak membahayakan bagi yang lalu lalang. Alat penutup yang digunakan harus bisa dilalui air dan cukup kuat menahan beban jika terinjak.
Semoga Bermanfaat
( ==o0o== )
( ==o0o== )
Sumber :
SUMUR RESAPAN untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan
K u s n a e d i - (Penebar Swadaya, 2011)
SUMUR RESAPAN untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan
K u s n a e d i - (Penebar Swadaya, 2011)
Tulisan ini adalah bagian keempat dari seri SUMUR RESAPAN untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan. Baca juga tulisan lainnya tentang Sumur Resapan :
- Mengenal Sumur Resapan : Pengertian, Kegunaan dan Prinsip Kerja
- Standarisasi dan Jenis-jenis Sumur Resapan
- Perencanaan Pembuatan Sumur Resapan
- Sumur Resapan Individual untuk Daerah Perkotaan
- Sumur Resapan Kolektif untuk Daerah Perkotaan
- Sumur Resapan Individual untuk Daerah Pedesaan, serta
- Sumur Resapan Kolektif dan Sumur Resapan Terpadu dengan Pertanian untuk Daerah Pedesaan
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih...